pembelajaran pengayaan
Pembelajaran Pengayaan dalam KTSP
Dalam
rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi
lulusaAn, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Untuk
mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut tidak jarang dijumpai
adanya peserta didik yang memerlukan tantangan berlebih untuk mengoptimalkan
perkembangan prakarsa, kreativitas, partisipasi, kemandirian, minat, bakat,
keterampilan fisik, dsb. Untuk mengantisipasi potensi lebih yang dimiliki
peserta didik tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarakan program
pembelajaran pengayaan.
A.
Hakikat Pembelajaran Pengayaan
Secara
umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik
yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak
semua peserta didik dapat melakukannya.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, lazimnya
guru mengadakan penilaian awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik
terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari sebelum pembelajaran
dimulai. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai
strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif,
inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi strategi pembelajaran digunakan juga
berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai
format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer multimedia, dsb. Di
tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang
berlangsung, diadakan penilaian proses dengan menggunakan berbagai teknik dan
instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh
penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari.
Penilaian proses juga digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila
dijumpai hambatan-hambatan.
Pada
akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan
harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar,
apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan
kompetensi tertentu. Penilaian akhir program ini dimaksudkan untuk menjawab
pertanyaan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi (tingkat penguasaan)
minimal atau ketuntasan belajar seperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran
direncanakan.
Jika
ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi
minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan khusus berupa
program pembelajaran pengayaan. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran
tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi
peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat
mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran
pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas,
keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan,
keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan memberikan
pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan
belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal
dalam belajarnya.
B.
Jenis Pembelajaran Pengayaan
Ada
tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu:
1. Kegiatan eksploratori yang
bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian
dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb, yang secara
regular tidak tercakup dalam kurikulum.
2. Keterampilan proses yang
diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan
investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
3. Pemecahan masalah yang
diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi
berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah
atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah. Pemecahan masalah ditandai
dengan: (a) identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan; (b)
penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan; (c) penggunaan berbagai
sumber; (d) pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan; (e) analisis
data; dan (f) penyimpulan hasil investigasi.
Sekolah
tertentu, khususnya yang memiliki peserta didik lebih cepat belajar dibanding
sekolah-sekolah pada umumnya, dapat menaikkan tuntutan kompetensi melebihi
standari isi. Misalnya sekolah-sekolah yang menginginkan memiliki keunggulan
khusus.
C.
Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Pemberian
pembelajaran pengayaan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta
didik yang memiliki kemampuan lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas
belajarnya. Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh
langkah-langkah sistematis, yaitu (1) mengidentifikasi kelebihan kemampuan
peserta didik, dan (2) memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan.
1.
Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar
a.
Tujuan
Identifikasi
kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta
tingkat kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara
lain meliputi:
1. Belajar lebih cepat. Peserta
didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai dengan cepatnya
penguasaan kompetensi (SK/KD) mata pelajaran tertentu.
2. Menyimpan informasi lebih
mudah Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih mudah,
akan memiliki banyak informasi yang tersimpan dalam memori/ ingatannya dan
mudah diakses untuk digunakan.
3. Keingintahuan yang tinggi.
Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta didik
memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.
4. Berpikir mandiri. Peserta
didik dengan kemampuan berpikir mandiri umumnya lebih menyukai tugas mandiri
serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin.
5. Superior dalam berpikir
abstrak. Peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak umumnya menyukai
kegiatan pemecahan masalah.
6. Memiliki banyak minat. Mudah
termotivasi untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam banyak
kegiatan.
b.
Teknik
Teknik
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik
dapat dilakukan antara lain melalui : tes IQ, tes inventori, wawancara,
pengamatan, dsb.
1. Tes IQ (Intelligence
Quotient) adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta
didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial, interpersonal,
musikal, intrapersonal, verbal, logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dsb.
2. Tes inventori. Tes inventori
digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai bakat, minat, hobi,
kebiasaan belajar, dsb.
3. Wawancara. Wanwancara
dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali
lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati peserta didik.
4. Pengamatan (observasi).
Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar
peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun
tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan untuk peserta didik.
2.
Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Bentuk-bentuk
pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:
1. Belajar Kelompok. Sekelompok
peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada
jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti
pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.
2. Belajar mandiri. Secara
mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.
3. Pembelajaran berbasis tema.
Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat
mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.
4. Pemadatan kurikulum.
Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui
peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk
memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri
sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.
Perlu
diperhatikan bahwa penyelenggaraan pembelajaran pengayaan ini terutama terkait
dengan kegiatan tatap muka untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa. Namun
demikian kegiatan pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan
tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Sekolah dapat juga
memfasilitasi peserta didik dengan kelebihan kecerdasan dalam bentuk kegiatan
pengembangan diri dengan spesifikasi pengayaan kompetensi tertentu, misalnya
untuk bidang sains. Pembelajaran seperti ini diselenggarakan untuk membantu
peserta didik mempersiapkan diri mengikuti kompetisi tingkat nasional maupun
internasional seperti olimpiade internasional fisika, kimia dan biologi.
Sebagai
bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan tidak lepas
kaitannya dengan penilaian. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu
tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk
portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik
yang normal.
Adaptasi
dan disarikan dari :
Depdiknas. 2008. Sistem
Penilaian KTSP: Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pengayaan.
0 Response to pembelajaran pengayaan
Posting Komentar