Teori Etik dan Masalah Etis Seputar Konsumen
KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis
Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan
makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Januari 2014
A M Taufik AmalRos
BAB
I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Teori etika merupakan
suatu tema yang tidak mudah dan tentu tidak mungkin diuraikan. Etika bisnis
adalah penerapan prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah perilaku
manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis. Secara konkret teori
etika ini sering terfokuskan pada perbuatan. Bila dikatakan juga bahwa teori
etika membantu kita untuk menilai keputusan etis. Teori etika menyediakan
kerangka yang memungkinkan kita memastikan benar tidaknya keputusan moral kita.
Berdasarkan suatu keputusan etika kita, keputusan moral yang kita ambil bisa
menjadi beralasan. Dengan kata lain, karena teori etika itu keputusan
dilepaskan dari suasana sewenang – wenang. Teori etika menyediakan justifikasi
untuk keputusan kita.
Konsumen merupakan
stakeholder yang sangat hakiki dalam bisnis modern . Bisnis tidak mungkin
berjalan kalu tidak ada konsumen yang menggunakan produk atau jasa yang dibuat
dan ditawarkan oleh bisnis . Dalam hal ini tentu tidak cukup , bila konsumen
tampil satu kali saja pada saat bisnis dimulai .
Konsumen harus
diperlakukan dengan baik secara moral , tidak saja merupakan tuntunan etis ,
melainkan juga syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis .
Sebagaimana halnya dengan banyak topik etika bisnis lainya . disini pun berlaku
bahwa etika dalam praktek bisnis sejalan dengan kesuksesan dalam berbisnis .
Perhatian untuk etika dalam hubungan dengan konsumen harus dianggap hakiki demi
kepentingan bisnis itu sendiri . Karena itu bisnis mempunyai kewajiban moral
untuk melindungi konsumen dan menghindari terjadinya kerugian bagi konsumen
.
BAB
II
TEORI
ETIK & MASALAH ETIS SEPUTAR KONSUMEN
UTILITARISME
Utilitarisme berasal
dari kata Latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini, suatu
perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi menfaat itu harus menyangkut
bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Menurut suatu
perumusan terkenal, dalam rangka pemikiran utilitarisme (utilitarianism)
criteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah the greatest
happiness of the greatest number, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang
terbesar.
DEONTOLOGI
Dalam pemahaman teori
Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme
menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi
benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan.
”Deontologi” ( Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon
yang artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya,
dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan
menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut
wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena
tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita
tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu
baik. Misalkan kita tidak boleh mencuri, berdusta untuk membantu orang lain,
mencelakai orang lain melalui perbuatan ataupun ucapan, karena dalam Teori
Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu
keharusan.
TEORI HAK
Dalam pemikiran moral
dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak
dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena hak
berkaitan dengan kewajiban. Malah bisa dikatakan, hak dan kewajiban bagaikan
dua sisi dari uang logam yang sama. Dalam teori etika dulu diberi tekanan
terbesar pada kewajiban, tapi sekarang kita mengalami keadaan sebaliknya,
karena sekarang segi hak paling banyak ditonjolkan. Biarpun teori hak ini
sebetulnya berakar dalam deontologi, namun sekarang ia mendapat suatu identitas
tersendiri dan karena itu pantas dibahas tersendiri pula. Hak didasarkan atas
martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu teori hak
sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. Teori hak sekarang begitu
populer, karena dinilai cocok dengan penghargaan terhadap individu yang
memiliki harkat tersendiri. Karena itu manusia individual siapapun tidak pernah
boleh dikorbankan demi tercapainya suatu tujuan yang lain.
PERHATIAN UNTUK KONSUMEN
Kesadaran akan
kewajiban bisnis terhadap para konsumen belum begitu lama timbul dalam dunia
bisnis dan di banyak tempat belum berakar dalam dan belum begitu kuat . Suatu
bisnis dimulai dengan mencurahkan segala perhatianya kepada produk yang
dihasilkan bukan kepada konsumen .
Hak – hak konsumen yang
dipandang sebagai jalan masuk yang tepat dalam masalah etis seputar konsumen
sangat diperlukan . Hak – hak tersebut adalah sebagai berikut
Hak atas Keamanan
Konsumen berhak atas
produk produk yang aman , artinya produk yang tidak mempunyai kesalahan tekhnis
atau kesalahan lainya yang bisa merugikan kesehatanya atau bahkan mengancam
jiwanya . seperti adanya obat pengawet pada makanan , mainan anak , dll
Hak atas informasi
Konsumen berhak
mengetahui segala informasi yang relevan mengenai produk yang dibelinya , baik
apa sesungguhnya produk itu maupun bagaimana cara memakai yang benar dan maupun
resiko yang ditimbulkan dari produk tersebut .
Hak untuk memilih
Konsumen berhak untuk
memilih antara berbagai produk dan jasa yang ditawarkan , kualitas dan harga
produk bisa berbeda sehingga konsumen berhak membandingkanya sebelum mengambil
keputusan untuk membeli.
Hak untuk didengarkan
Konsumen berhak keinginanya
tentang produk atau jasa didengarkan dan dipertimbangkan , terutama keluhanya
dan produsen harus menerima baik keluhan tersebut . hak ini merupakan hak legal
yang dapat dituntut di pengadilan .
Hak lingkungan hidup
Melalui produk yang
digunakanya konsumen memanfaatkan sumber daya alam . konsumen berhak bahwa
produk dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lingkungan atau
merugikan keberlanjutan proses alam .
Hak konsumen atas pendidikan
Konsumen mempunyai hak
untuk secara positif dididik ke arah yang baik terutama di sekolah adan melalui
media massa , masyarakat harus dipersiuapkan menjadi konsumen yang kritis dan
sadar akan haknya
TANGGUNG JAWAB BISNIS UNTUK MENYEDIAKAN
PRODUK YANG AMAN
Kerugian konsumen
sebagai akibat dari pemakaian produk tertentu menjadi tanggung jawab produsen .
akan tetapi produsen hanya bertanggung jawab kalau kerugian disaebabkan karena
kesalahan produksi atau konstruksi. jika produk disalahgunakan oleh konsumen ,
maka produsen tidak bertanggung jawab . Produsen juga tidak bertanggung jawab
bila alat yang berbahaya mengakibatkan kerugian karena konsumen tidak berhati –
hati .
Ada tiga pandangan
dasar teoritis bagi pendekatan etis maupun yuridis mengenai hubungan antara
produsen dan konsumen , khususnya dalam hal tanggung jawab atas produk yang
ditawarkan oleh produsen dan dibeli oleh konsumen yaitu :
Teori kontrak
Menurut pandangan ini
hubungan antara produsen dan konsumen sebaiknya dilihat sebagai semacam kontrak
dan kewajiban produsen terhadap konsumen didasarkan atas kontrak itu . jika
konsumen membeli sebuah produk , ia seolah olah mengadakan kontrak dengan
perusahaan yang menjual produk tersebut . Transaksi jual beli harus dijalankan
sesuai dengan apa yang tertera dalam kontrak itu dan hak pembeli maupun
kewajiban penjual memperoleh dasarnya dari apa yang tertera .
Agar kontrak tersebut
menjadi sah , kontrak harus memenuhi beberapa syarat lagi . Kedua belah pihak
harus mengetahui betul baik arti kontrak maupun sifat produk Kedua belah pihak
harus melukiskan dengan benar fakta yang menjadi obyek kontrak .Ketiga tidak
boleh ada paksaan antar kedua belah pihak .
Kewajiban paling
penting adalah melaksanakan kontrak sesuai dengan ketentuanya . Produk yang
disampaikan kepada konsumen harus mempunyai kualitas yang dijanjikan atau
disepakati sebelumnyadan dalam memberi kesepakatan konsumen harus mengambil
keputusan dengan kebebasan penuh .
Dari berbagai segi
pandangan kontrak tidak memuaskan . ada 3 kebneratan terhadap pandangan ini
yaitu :
Teori kontrak
mengandaikan bahwa produsen dan konsumen berada pada taraf yang sama Teori
kontrak mengandaikan hubungan langsung antara produsen dan konsumen . Konsepsi
kontrak tidak cukup untuk melindungi konsumen dengan baik .
Teori Perhatian semestinya
Berbeda dengan
pandangan kontrak , pandangan kedua ini tidak menyetarafkan produsen dan
konsumen , melainkan bertolak dari kenyataan bahwa konsumen selalu dalam posisi
lemah , karena produsen mempunyai jauh lebih banyak pengetahuan dan pengalaman
tentang produk yang tidak dimiliki oleh konsumen .
Produsen bertanggung
jawab atas kerugiian yang dialami konsumen dengan memakai produk , walaupun
tanggung jawab itu tidak tertera dalam kontrak jual beli atau bahkan disangkal
secara eksplisit .
Pandangan ’perhatian
semestinya’ ini tidak memfokuskan kontrak atau persetujuan antara konsumen dan
produsen , melainkan terutama kualitas produk serta tanggung jawab produsen .
karena itu tekananya bukan pada segi hukum saja akan tetapi pada etika dalam
arti luas . sehingga teori ini mempunyai basis etika yang teguh.
Setelah mempelajari
seluk beluknya maka pandangan ”perhatian semestinya” ini lebih memuaskan
daripada pandangan kontrak . namun demikian hal itu tidak berarti bahwa
pandangan ini pun tidak mempunyai kelemahan . dua kesulitan yang bisa muncul di
teori ini adalah :
·
tidak gampang menentukan apa arti
”semestinya”
·
pengetahuan produsen juga terbatas .
Teori Biaya sosial
Teori biaya sosial
menegaskan bahwa produsen bertanggung jawab atas semua kekurangan produk dan
setiap kerugian yang dialami konsumen dalam memakai produk tersebut . hal itu
juga berlaku jika produsen sudah mengambil semua tindakan yang semestinya dalam
merancang serta memproduksi produk bersangkutan atau jika produsen sudah
mengingatkan kepada konsumen tentang resiko yang ditimbulkan dari produk
tersebut . Teori ini terlalu berat sebelah dengan membebankan segala tanggung
jawab pada produsen .
TANGGUNG JAWAB LAINYA TERHADAP KONSUMEN
Tiga kewajiban moral lain yang masing
masing berkaitan dengan kualitas produk harganya , dan pemberian label serta
pengemasan :
Kualitas produk
Produk harus sesuai
dengan apa yang dijanjikan oleh Produsen ( melalui iklan atau informasi lainya)
dan apa yang secara wajar boleh diharapkan oleh konsumen . Konsumen berhak atas
produk yang berkualitas , karena ia membayar untuk itu . Dan bisnis
berkewajiban untuk menyampaikan produk yang berkualitas , misalnya seperti
produk yang tidak kadaluwarsa. Salah satu cara yang biasanya ditempuh oleh
produsen adalah dengan cara memberikan jaminan kulaitas produk berupa garansi
dari produk tersebut . Akhirnya bahwa kualitas produk tidah hanya merupakan
suatu tuntutan etis melainkan juga suatu sayarat untuk mencapai sukses dalam
bisnis .
Harga
Harga yang adil
merupakan sebuah topik etika yang sudah tua . Dalam zaman yunani kuno , masalah
etis sudah dibicarakan dengan cukup mendalam . karena itu masalah harga pun
menjadi kenyataan ekonomis sangat kompleks yang ditentukan oleh banyak faktor
namun masalah ini tetap mempunyai implikasi etis yang penting .
Harga merupakan buah
hasil perhitungan faktor faktor seperti biaya produksi , biaya investasi ,
promosi , pajak dan laba yang wajar . dalam sistem ekonomi pasar bebas ,
sepintas harga yang adil adalah hasil akhir dari perkembangan daya pasar .
harga yang adil dihasilkan oleh tawar menawar sebagaimana dilakukan di pasar
tradisional , dimana si pembeli sampai pada maksimum harga yang mau ia bayar
dan sampai pada minimum harag ayang mau penjual pasang .
Dalam situasi harga
yang adil terutama merupakan hasil dari penerapan dua prinsip tersebut :
pengareuh pasar dan stabilitas harga . Harga menjadi tidak adil setidaknya
karena 4 faktor ;
Penipuan
terjadi bila beberapa
produsen berkoalisi untuk menentukan harga
Ketidaktahuan
Ketidak tahuan pada
pihak konsumen juga mengakibatkan harga menjadi tidak adil
Penyalahgunaan kuasa
Terjadi dengan banyak
cara . salah satunya adalah pengusaha besar yang merasa dirinya kuat memasang
harga murah hingga sainganya tergeser dari pasaran
Manipulasi emosi
Merupakan faktor lain
yang bisa mengakibatkan harga menjadi tidak adil . memanipulasikan keadaan
emosional seorang untuk memperoleh untung besar melalui harga tinggidan tak
lain mempermainkan konsumen itu sendiri .
Pengemasan dan pemberian label
Pengemasan produk dan
label yang ditempelkan pada produk merupakan aspek bisnis yang semakin penting
. selain bertujuan melindungi produk dan memungkinkan mempergunakan produk
dengan mudah.
Pada produk yang
berbahaya harus disebut informasi yang dapat melindungi si pembeli dan orang
lain . tuntutan etis lainya adalah bahwa pengemasan tidak boleh menyesatkan
konsumen
CONTOH KASUS
Handphone Bergaransi
Kepada para pembeli
handphone biasanya akan memperoleh garansi dari perusahaan resmi yang
memproduksi handphone tersebut biasanya selama waktu 1 tahun ( 12 bulan ) .
selain kwitansi pembelian sebagai bukti perusahaan juga mnyertakan kartu
garansi . garansi dapat berupa suku cadang maupun biaya perbaikan , namun
garansi tidak berlaku apabila barang tersebut rusak karena kesalahan konsumen
seperti terjatuh , kena air , dll . apabila masa garansi masih berlaku maka
dapat mendapat pelayanan perbaikan dengan catatan segel garansi masih utuh
BAB
III
PENUTUP
Kini di banyak negara
maju gerakan konsumen merupakan faktor yang harus dipertanggung jawabkan dalam
suksesnya suatu bisnis .
Selain itu kita juga
dapat menyimpulkan bahwa teori kontrak dan teori perhatian semestinya merupakan
paling penting sebagai pendasaran moral bagi tanggung jawab produsen . pada
teori biaya sosial pantas kita puji idealisme yang terkandung , akan tetapi
teori ini kurang membuka perspektif realistis bagi praktek dalam dunia bisnis .
Dari pembahasan pada
bab sebelumnya mengenai Etika Bisnis kita dapat memahami secara garis besar
bahwa etika bisnis merupakan penerapan prinsip etika yang perlu diterapkan
dalam kehidupan manusia terutama dalam kegiatan bisnis, dalam etika bisnis kita
juga mengenal beberapa macam teori yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian
perbuatan seseorang baik itu dari segi negatif maupun segi positif. Etika
bisnis yang diterapkan oleh para kaum pebisnis juga bisa menonjolkan sisi
positif dari kegiatan bisnis yang mereka lakukan maupun secara personal dari
masing-masing pelaku kegiatan bisnis tersebut. Untuk itu kita menyadari bahwa
mempelajari etika bisnis sangat penting dalam membantu kita dalam berperilaku,
berhati-hati dan antisipasi dalam membantu kelancaran bisnis kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Bertens, K. 1999. Pengantar Etika Bisnis. Cetakan
keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
0 Response to Teori Etik dan Masalah Etis Seputar Konsumen
Posting Komentar