makalah sosiologi kota dan desa
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
yang masih memberikan kesehatan dan kesempatannya kepada kita semua, terutama
kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Berikut ini, penulis
persembahkan sebuah makalah (karya tulis) yang berjudul “SOSIOLOGI KOTA DAN
DESA”. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua,
terutama bagi penulis sendiri.
Kepada pembaca yang
budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis
mohon maaf, karna penulis sendiri dalam tahap belajar. Dengan demikian, tak
lupa penulis ucapkan terimakasih, kepada para pembaca.
Semoga Allah memberkahi makalah ini
sehingga benar-benar bermanfaat.
Palattae, 2014
Penulis
A M Taufik AmalRos
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Masyarakat (sebagai
terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah
sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Melihat dari
berbagai aspek kehidupan yang terjadi di masyarakat pada saat ini, masih
terjadinya beberapa fenomena pergeseran nilai, norma serta adat istiadat
kaitannya dengan pemahaman tentang masyarakat desa dan kota. Hal tersebut dapat
ditinjau dari ilmu sosiologi, dimana yang menjadi obyek adalah masyarakat yang
dilihat dari hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan
manusia di dalam masyarakat.
Bertolak pada core of
the problem dan reasoning yang ada, maka perlu pemahaman yang jelas mengenai konsep
masyarakat kota dan desa yang ditinjau dari segi ilmu sosiologi. Jadi
diharapkan adanya pemahaman yang mendasar agar tidak terjadi suatu penyimpangan
dalam nilai, normadan adat istiadat yang ada dalam masyarakat kota maupun desa.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah yang ada diatas, maka yang manjadi garis besar dalam
pembahasan makalah mini ini adalah :
- Apa definisi Sosiologi, masyarakat, desa dan kota?
- Apa alasan pemahaman terhadap konsep sosiologi perdesaan dan perkotaan itu penting?
- Bagaimana Konsep Sosiologi Desa dan Kota?
- Bagaimana Komplesitas Masyarakat Desa Kota dalam perspektif Sosiologi?
BAB
II
PEMBAHASAN
Sosiologi adalah suatu
ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam
gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga
dengan moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain
sebagainya (Pitirim Sorokin). Jadi dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari seluruh tingkah laku kehidupan
manusia di suatu lingkungan yang di mana di dalamnya terdapat manusia-manusia
lain yang saling berhubugan antara yang satunya dengan yang lainnya lagi,
sehingga terjadi suatu interaksi di seluruh bidang kehidupan.
Masyarakat dalam
konteks sosiologi adalah society. Kata society berasal dari istilah socius,
artinya teman dalam mana di suatu pihak bermakna sebagai kawan, tetapi di lain
pihak dapat berarti lawan. Dengan kata lain masyarakat dapat diartikan sebagai
kawan atau sebagai lawan , mereka saling bergaul dan berinteraksi sehingga
merupakan suatu sistem sosial yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Menurut Talcott Parson
suatu kelompok dapat disebut masyarakat apabila memenuhi empat kriteria, yaitu
(1) kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang individu; (2) rekrutmen
seluruh atau sebagian anggota melalui reproduksi; (3) kesetiaan pada suatu
sistem tindakan untuk bersama; (4) adanya sistem tindakan utama yang bersifat
swasembada. Sehingga kumpulan penghuni suatu asrama tidak dapat kita namakan
masyarakat, karena mereka tidak dapat memproduksi kebutuhan pokok mereka
seperti sandang dan pangan; usia kelompok ini biasanya tidak melebihi masa
hidup salah seorang anggotanya; anggota asrama direkrut dari keluarga-keluarga
dan bukan dari reproduksi; serta anggota asrama tidak terlibat dalam
sosialisasi awal terhadap generasi penghuni asrama berikutnya.
Pengertian Desa menurut
Sutardjo Kartodikusuma adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal
suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Sedangkan Kota menurut Wirth adalah
suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang
yang heterogen kedudukan sosialnya. Masyarakat desa dan masyarakat kota secara
sosiologis dapat ditelaah melalui konsep sistem sosial, sistem interaksi,
pertukaran sosial dan saling ketergantungan. Konsep masyarakat itu adalah sama
dengan saling ketergantungan antara sistem sosial, sistem interaksi dan sistem
pertukaran sosial. (lexie M. Giroth, 2004 : 187).
Bertolak dari
pengertian yang ada, maka kita dituntut untuk memahami secara mendalam mengenai
konsep sosiologi masyarakat perdesaan dan perkotaan. Adapun alasannya adalah
agar tidak terjadi penyimpangan atau pengalihan pemahaman kita akan nilai-nilai
yang terkandung dalam interaksi yang terjadi baik di desa maupun di kota.
Pemahaman konsep sosiologi terhadap desa dan kota dapat dihampiri antara lain
melalui tipologi masyarakat dalam hubungannya dengan perdesaan dan perkotaan
sebagai tempat tinggal penduduk yang mempengaruhi gaya hidup mereka.
Teori mengenai tipe
masyarakat desa atau gemainschaft, community, komunitas, paguyuban, rural
community, civic society dengan karakteristiknya adalah afektivitas, orientasi
kolektif, partikularisme, askripsi dan diffuseness. Sedangkan masyarakat kota
atau gesselchaft, society, societas, patembayan, urban community, civil society
dengan karakteristiknya adalah netrali afektif, orientasi diri, universalisme,
prestasi, dan specifitas. (Lexie M. Giroth, 2004 : 188) Setelah mamahami konsep
sosiologi masyarakat desa dan kota, maka yang menjadi core of the problem
selanjutnya adalah adanya hubungan antara masyarakat desa dan masyarakat kota,
dimana adanya interdependensi atau saling ketergantungan masyarakat baik yang
bertempat tinggal di desa maupun di kota. Hal tersebut dapat digambarkan dengan
adanya kertergantungan antara institusi yang ada dalam masyarakat baik desa
maupun kota.
Interdependensi yang
ditunjukkan baik antara institusi agama, ekonomi, politik, keluarga dan
pendidikkan. Kelima institusi ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya,
dan apabila ada yang tidak singkron maka akan terjadi ketimpangan antara
masyarakat desa dan kota. Penekanan ini lebih menitik beratkan adanya
keselarasan antara pola perilaku masyarakat baik desa dan kota, walau hanya
dibatasi oleh ruang lingkupnya, yang berpengaruh kepada karakter atau perilaku
masyarakatnya. Tetapi pada dasarnya masyarakat kota terdiri dari masyarakat
desa terlebih dulu, maksudnya dikotapun masih ada pola perilaku masyarakat desa
yang menitik beratkan kepada karakteristik afektivitas, orientasi kolektif,
partikularisme, askripsi dan diffuseness.
Pengertian,
Arti dan Definisi Desa Dan Kota
Pengertian Desa
Menurut Undang-undang
No. 5 Tahun 1979 Tentang pemerintah daerah Desa adalah suatu wilayah yang
ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik
Indonesia. Menurut Sutardjo Kartohadikusumo Desa adalah suatu kesatuan hukum
tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Menurut
prof.Drs.Bintato, desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografis, social,
ekonomi, politik dan kulural yng terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain.
Pengertian Kota
Menurut Prof. Drs. R.
Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan
penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan
yang materialistik. Menurut Max Weber Kota adalah suatu tempat yang penghuninya
dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Secara Umum Kota
merupakan tempat bermukim warga kota , tempat bekerja tempat kegiatan dalam
bidang ekonomi, pemerintahan, dsb.
Sosiologi
Perdesaan dan Sosiologi Perkotaan
Sosiologi pedesaan
adalah sosiologi yang melukiskan dan mencakup hubungan manusia didalamnya dan
antara kelompok – kelompok yang ada di lingkungan pedesaan (rural dalam bahasa
inggris). Perkataan pedesaan dalam pemakaian sehari- hari mudah saja untuk
dimengerti. Tetapi jika harus diberikan batasan yang tepat adalah sukar juga.
Jika kita ikuti Maksud untuk mempelajari sosiologi pedesaan adalah untuk
mengumpulkan keterangan mengenai masyarakat pedesaan dan
hubungan-hubungannya.yang melukiskan setelitinya tingkah laku, sikap, perasaan,
motif, dan kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan pedesaan itu. Hasil
dari penelitian sosiologi pedesaan tadi dapat di pergunakan untuk usaha-usaha
perbaikan penghidupan dan kehidupan manusia pedesaan. Misalnya usaha penyuluhan
pertanian.
Sosiologi perkotaan
atau yang sering disebut “urban sociology” adalah kajian sosiologis mengenai
kota-kota, seperti prilaku masyarakat kota, pola interaksi masyarakat kota,
hubungan social masyarakat kota, problematika dalam masyarakat kota dan
lain-lain.
Perbedaan
Masyarakat Desa dan Kota
Masyarakat Pedesaan
1).
Perilaku homogen
2).
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
3).
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status .
4).
Isolasi sosial, sehingga static
5).
Kesatuan dan keutuhan cultural
6).
Banyak ritual dan nilai-nilai sacral
7).
Kolektivisme
8).
Sederhana
9).
Mudah curiga
10). Menjunjung tinggi “unggah-ungguh”
atau kesopanan
11). Lugas
12). Tertutup dalam hal keuangan
13). Perasaan “minder” terhadap orang
kota
14). Menghargai (“ngajeni”) orang lain
15). Jika diberi janji, akan selalu
diingat
16). Suka gotong-royong
17). Demokratis
18). Religius
Masyarakat Kota:
1) Perilaku
heterogen
2) Perilaku
yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3) Perilaku
yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4) Mobilitassosial,sehingga
dinamik
5) Kebauran
dan diversifikasi cultural
6) Birokrasi
fungsional dan nilai-nilaisekular
7) Individualisme
8) Kehidupan
keagamaannya berkurang,
9) Orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada
orang lain (Individualisme).
10) Pembagian
kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
11) Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
12) Jalan
kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi
warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat
mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
13) Perubahan-perubahan
tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima
pengaruh-pengaruh dari luar.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia menjalani
kehidupan didunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan dirinya sendiri dalam
artian butuh bantuan dan pertolongan orang lain , maka dari itu manusia disebut
makhluk sosial. Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi
sebuah pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang
harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya itulah harapan
kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh sekali
dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan Sosial,
yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat , mutu pendidikan yang
masih rendah, orang mudah sekali membunuh saudaranya (dekadensi moral ) hanya
karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi fenomena kehidupan tersebut
diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu ada pada lingkungan
dimana kita tinggal.
Sehubungan dengan itu,
barangkali kita berprasangka atau mengira fenomena-fenomena yang terjadi diatas
hanya terjadi dikota saja, ternyata problem yang tidak jauh beda ada didesa,
yang kita sangka adalah tempat yang aman, tenang dan berakhlak (manusiawi),
ternyata telah tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu
disatu pihak masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa,
karena masyarakat desa yang berurbanisasi ke kota menjadi masyarakat marjinal
dan bagi desa pengaruh urbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif
di desa menjadi berkurang yang membuat sebuah desa tak maju bahkan cenderung
tertinggal.
Saran
- saran
Pembangunan Wilayah
perkotaan seharusnya berbanding lurus dengan pengembangan wilayah desa yang
berpengaruh besar terhadap pembangunan kota. Masalah yang terjadi di kota tidak
terlepas karena adanya problem masalah yang terjadi di desa, kurangnya sumber
daya manusia yang produktif akibat urbanisasi menjadi masalah yang pokok untuk
diselesaikan dan paradigma yang sempit bahwa dengan mengadu nasib dikota maka
kehidupan menjadi bahagia dan sejahtera menjadi masalah serius. Problem itu
tidak akan menjadi masalah serius apabila pemerintah lebih fokus terhadap
perkembangan dan pembangunan desa tertinggal dengan membuka lapangan pekerjaan
dipedesaan sekaligus mengalirnya investasi dari kota dan juga menerapkan
desentralisasi otonomi daerah yang memberikan keleluasaan kepada seluruh daerah
untuk mengembangkan potensinya menjadi lebih baik, sehingga kota dan desa
saling mendukung dalam segala aspek kehidupan
BAHAN
BACAAN
Beilharz, Peter, 2003, Teori Teori Sosial, Pustaka
Pelajar Yogyakarta.
Coser, Lewis A., 1982, Sociological Theory: A Book
of Readings, MacMillan Publishing, Co., Inc., USA.
Daldjoeni, N., 1997, Seluk Beluk Masyarakat Kota,
Alumni Bandung.
Fatchan, A., 2004, Teori-teori Perubahan Sosial,
Yayasan Kampusina Surabaya.
Giddens, Anthony, 2004, Sociology: Introductory
Readings, Polity, UK.
Haralambos, Michael dan Martin Holborn, 2000,
Sociology, Themes and Perspectives, Fifth Edition, Collins Educational, London.
Kaldor, Mary, 2004, Global Society, Polity, UK.
Kinloch, Graham C., 2005, Perkembangan dan Paradigma
Utama Teori Sosiologi, Pustaka Setia Bandung.
Leibo, Jefta, 1995, Sosiologi Pedesaan, Andi Offset
Yogyakarta.
Ritzer, George, 1996, Modern Sociological Theory,
The McGraw-Hill Companies, Inc.
Sanderson, Stephen K., 1993, Sosiologi Makro, Rajawali
Press Jakarta.
Sukmana, Oman, 2005, Sosiologi dan Politik Ekonomi,
UMM Press Malang.
Sztompka, Piƶtr, 2005, Sosiologi Perubahan Sosial,
Prenada Jakarta.
Zaltman, Gerald, 1972, Processes and Phenomena of
Social Change, John Willey & Sons, Inc., New York.
0 Response to makalah sosiologi kota dan desa
Posting Komentar