KONSEPSI DASAR FILSAFAT PANCASILA
|
Pancasila sebagai dasar
filsafat serta ideologi bangsa dan negara indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang
sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi di dunia, namun terbentuknya
Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah
bangsa Indonesia. Secara kausalitas Pancasila
sebelum disahkan menjadi dasar
filsafat negara nilai-nilainya telah ada dan
berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat istiadat,
kebudayaan dan nilai-nilai relegius. Pancasila dibedakan atas dua macam yaitu :
asal mula yang langsung dan asal mula yang tidak langsung.
1. Asal
Mula yang Langsung
Pengertian asal mula secara ilmiah dibedakan atas empat macam yaitu :
kausa materialis, kausa formalis, kausa efficient dan kausa finalis (Bagus, 1991
:158). Teori kausalitas ini dikembangkan oleh Aristototeles, adapun berkaitan dengan asal mula yang langsung
tentang pancasila adalah
asal mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara
yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi Kemerdekaan yaitu sejak
dirumuskan oleh para pendiri negara sejak sidang BPUPKI pertama, Panitia
Sembilan, sidang BPUPKI kedua serta sidang PPKI sampai pengesahannya.
(a) Asal Mula Bahan (Kausa Materialis)
Bangsa Indonesia adalah sebagai asal dari nilai-nilai
Pancasila. Sehingga Pancasila itu pada hakikatnya
nilai-nilai yang merupakan unsur-unsur
Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang berupa
nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
(b) Asal Mula Bentuk (Kausa Formalis)
Hal ini dimaksudkan bagaimana asal mula bentuk atau bagaimana bentuk
Pancasila itu dirumuskan sebagaimana termuat dalam pembukaan
UUD 1945. maka asal mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno bersama-sama Drs.
Moh. Hatta serta anggota BPUPKI lainnya merumuskan dan membahas Pancasila
terutama dalam hal bentuk, rumusan serta nama Pancasila.
(c) Asal Mula Karya (Kausa Effisien)
Kausa efisien atau asal mula karya yaitu asal mula yang menjadikan
Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara yang sah.
(d) Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis)
Pancasila dirumuskan dan dibahas dalam sidang-sidang para pendiri
negara, tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai dasar negara. Para pendiri
negara juga berfungsi sebagai kausa sambungan karena yang merumuskan dasar
filsafat negara.
2. Asal
Mula yang Tidak Langsung
Secara kausalitas asal mula yang tidak langsung
Pancasila adalah asal mula sebelum proklamasi
kemerdekaan. Pancasila adalah terdapat pada
kepribadian serta dalam pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia. Asal mula
tidak langsung Pancasila bilamana dirinci adalah sebagai berikut :
1.
Unsur-unsur Pancasila tersebut
sebelum secara langsung dirumsukan menjadi dasar filsafat negara, nilai-nilanya
yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai keyakinan dan
nilai keadilan telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia sebelum membentuk negara.
2.
Nilai-nilai tersebut terkandung
dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum mebentuk negara, yang berupa
nilai-nilai adat istiadat, nilai kebudayaan serta nilai-nilai religius.
Nilai-nilia tersebut menjadi pedoman dalam memecahkan problema kehidupan
sehari-hari bangsa Indonesia.
3.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa asal mula tidak langsung Pancasila pada hakikatnya bangsa Indonesia
sendiri, atau dengan kata lain perkataan bangsa Indonesia sebagai ‘kausa
materialis’ atau sebagai asal mula tidak langsung nilai-nilai Pancasila.
Berdasarkan tinjauan Pancasila kausalitas tersebut
di atas maka memberikan pemahaman perspektif pada kita bahwa proses
terbentuknya Pancasila melalui suatu proses yang cukup panjang dalam sejarah
kebangsaan Indonesia. Indoneisa secara yuridis dalam kenyataannya unsur-unsur
Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari berupa
nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai-nilai religius.
Nilai-nilai tersebut yang kemudian diangkat dan dirumsukan oleh para pendiri
negara diolah dibahas yang kemudian disahkan oleh PPKI pada tenggal 18 Agustus
1945. Berdasarkan pengertian tersebut ,
bangsa Indonesia ber-Pancasila dalam tiga asas atau
‘Tri Prakara’ yang rinciannya adalah sebagai berikut : Pertama : bahwa
unsur-unsur Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar filsafat negara secara
yuridis sudah dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai asas-asa dalam
adat-istiadat dan kebudayaan dalam arti luas (Pancasila
Asas kebudayaan). Kedua : Demikian juga
unsur-unsur Pancasila telah terdapat pada bangsa Indonesia sebagai asas-asas
dalam agama-agama (nilai-nilai religius) (Pancasila
Asas Religius). Ketiga : Unsur-unsur tadi
kemudian diolah, dibahas dan dirumuskan secara seksama oleh para pendiri negara
dalam sidang-sidang BPUPKI, Panitia ‘Sembilan’ (Pancasila
Asas Kewarganegaraan). Oleh karena itu Pancasila yang
terwujud dalam tiga asas tersebut atau ‘TriPrakara’ yaitu Pancasila Asas
kebudayaan, Pancasila Asas Religius, dan Pancasila Asas Kewarganegaraan.
Inti
Mutlak Kehidupan Manusia
Dalam tata hidup manusia secara alami yang menjadi
kebiasaan, sebagai asal mula pancasila berupa bahan di cari inti-inti
kesamaanya, yang didalama kehidupan manusia ada tiga pokok yaitu:
a.
Persoalan hidup menghadapi diri
sendiri
b.
Persoalan hidup menghadapi sesama
manusia
c.
Persoalan hidup menghadapi tuhan
Secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut
Persoalan
hidup menghadapi diri sendiri
Yaitu persoalan dalam menghadapi tuntutan pribadi
sendiri termasuk juga hubungan dengan mahkluk lain. Setiap manusia di dunia ini
mempunyai rasa ingin hidup secara manusiawi sesuai dengan hal-hal yang
diinginkan sesuai tuntutan hati nuraninya atau kata hatinya, menjalankan hal
sesuatu yang di pandang buruk.
Persoalan
hidup menghadapi sesama manusia
Manusia menghadapi sesame manusia sebagai mahluk
sosial , yang artinya membutuhkan mahluk lain, tidak dapat berdiri sendiri.
Oleh karena itu, manusia memiliki lingkaran persrikatan hidup, baik kecil
maupun besar. Dalam hal ini setiap manusia secara kodrati ingin hidup bersama
sesuai nilai-nilai manusiawi
Persoalan
hidup menghadapi tuhan
Yaitu persoalan menghadapi sesuatu Dzat yang
berkuasa didalam diri manusia. Setiap manusia pada dasarnya memiliki keyakinan
bahwa ada sesuatu Dzat yang berkuasa diluar dirinya. Yang disebut dengan istillah
“Tuhan”. Adapun pengakuan dan keyakinan tentang adanya Dzat tuhan.
Lima dasar yang merupakan inti mutlak tata hidup
manusia sebagai ringkasan dari tujuh macam dasar yang telah dibacarakan di atas
adalah sebagai inti-mutlak pancasila, yaitu:
1.
Kemanusiaan
2.
Persatuan
3.
Kerakyatan
4.
Keadilan
5.
Ketuhanan
Kelima hal sebagai inti-mutlak ini merupakan bahan
dasar untuk merumuskan Pancasila yang bersifat umum, dan di dalam
tata-urutannya “Ketuhanan” di tempatkan paling pertama.
INTENSI
DAN EKSTENSI PANCASILA
penalaran dalam filsafat adalah membicarakan
tentang konsep konsep umum yang merupakan generalisasi serta abstraksi dari
pengalaman beberapa hal maupun proses-proses tertentu.
Intensi
Inti-mutlak Pancasila
Setiap term atau konsep mempunyai intensi atau
konotasi. Intensi adalah keseluruhan arti yang di maksud oleh suatu term.
1.
Hakikat Abstrak Pancasila
Term di tinjau dari segi intensinya ada yang masuk
dalam kelompok term hakikat dan ada yang masuk dalam kelompok term sifat.
Khusus tentang term hakikat ini adalah. Konsep yang terkandung didalamanya
menunjuk pada inti mutlaknya yang berdiri sendiri dan tidak ada perbedan tingkatan.
·
Hakikat konkrit, yaitu menunjuk
ke “hal” nya sesuatu kenyataan yang berkualitas dan berekstisensi,
·
Hakikat abstrak, yaitu menyatakan
suatu kualitas yang terlepas dari eksistensi tertentu.
2.
Sifat abstrak pancasila
Term ditinjau dari segi intensisnya sebagaimana
dikemukakan di atas, disamping ada yang masuk term hakikat juga ada yang masuk
di dalam kelompok term sifat. Term sifat ini juga dibedakan antara siifat
konkrit dan sifat abstrak.
·
Sifat Konkrit, yaitu mrnunjuk ke
pen “sifatan” nya suatu kenyataan yang berkualitas dan berekstitensi
·
Sifat Abstrak, yaitu menyatakan
pensifatan yang tidak berekstitensi
Ekstensi
Inti-mutlak Pancasila
Setiap term dismaping mempunyai intensi juga
mempunyai ekstensi ataupun denotes. Ekstensi adalah keseluruhan hal yang ditunjuk
oleh term, atau keseluruhan hal sejauh mana term itu dapat di terapkan.
Term ataupun konsep, berdasarkan ekstensinya dapat
di bedakanb menjadi term umum dan term khusus.
·
Term umum yaitu dapat mencakup
keseluruhan hal yang di tunjuk tiada terkecualinya. Term umum di bedakan antara
dua macam
1.
Universal : sifat umum yang berlaku didalamnya tidak terbatas oleh ruang dan
waktu
2.
Kolektif : sifat umum yang berlaku hanya menunjuk pada suatu kelompok tertentu
sebagai kesatuan
·
Term khusus yaitu hanya menunjuk
sebagian dari keseluruhan sekurang-kurangnya satu bagian atau satu hal. Term
khusus juga di bedakan antara dua macam
1.
Partikular : sifat khusus yang menunjuk di dalamnya hanya
menunjuk sebagian tidak tertentu dari suatu keseluruhan
2.
Singular : sifat khusus di dalamanya hanya menunjuk pada satu hal
tertentu
Dua Sifat
Umum Dalam Pancasila
Bahan dasar sebagai inti-mutlak pancasila merupakan
“ pedoman hidup” buat ummat manusia pada dasarnya adalah sama, bukan hanya
bangsa indonesia saja. Karena dasar-dasar itu dirumuskan dari inti-inti
kehidupan manusia pada umumnya.
Rumusan Pancasila yang bersifat umum kolektif jika
di analisis berdasarkarkan uraian dapat dibedakan menjadi dua bagian.
Universal: Dapat
digunakan bukan hanya diindonesia saja, tetapi kemungkinan juga di gunakan
pedoman hidup bagi Negara lain.
1.
Ketuhanan yang maha esa
2.
Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.
Kerakyatan yang dipimpin oleh
Kolektif: hanya
berlaku pada satu kelompok tertentu, dalam arti hanya berlaku diindonesia saja
1.
Persatuan Indonesia
2.
Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
PERKEMBANGAN
INTI-MUTLAK PANCASILA
Lima hal yang sebagai pokok persoalan dalam
kehidupan manusia itu, pengertiannya sejak dahulu sampai sekarang mengalami
proses perkembangan, sesuai dengan proses perkembangan alam. Pikiran manusia
yang berdasarkan proses perkembangan.
A.
Fase Berburu
Merupakan
fase pertama dari hidup manusia bermasyarakat, yaitu sejak manusia pertama ada,
manusia hidup dengan bebas, tidak ada ikatan. Segala sesuatu tersedia di alam
bebas.
B.
Fase Berternak
Ini
merupakan fase kedua, yaitu manusia yang tadinya hidup dngan hasil berburu dan
mencari ikan. Lama-kelamaan mereka mengerti bahwa hewan yang biasa mereka buru
dapat dipelihara.
C.
Fase Cocok Tanam
Di dalam
pemeliharaan binatang itu, manusia lebih terikat pada tempat, bukan saja mereka
memberi makan pada dirinya, melainkan pada hewan tersebut juga. Yang akhirnya
membuat mereka berfikir untuk bercocok tanam.
D.
Fase kerajinan
Berdasarkan
pengalaman manusia bercocok tanam, bila tanahnya di beri air dan dibolak balik
dan hasilnya lebih memuaskan dari pada di tebarkan begitu saja. Akhirnya timbul
pemikiran untuk membuat alat-alat semacam bajak dan cangkul dan lain-lain.
E.
Fase Industri
Fase
industry ini merupakan fase kelima yaitu termasuk pada masa sekarang ini,
manusia dididik dalam masyarakat yang setiap harinya membutuhkan barang-barang
dari hasil industry, baik dari industry kecil maupun besar.
Tinjauan
Inti-mutlak Kehidupan Manusia
Dalam perkembangan dasar- dasar pengertian
pancasila dalam perkembangan masyarakat ini, jelas bahwa landasan pancasila
terdapat pada setiap manusia, baik pada bangsa2 primitif maupun yang sudah
maju. Hanya perbedaan konsep Inti-multak Pancasila dalam perkembangan fase masyarakat
itu tidak sama. Ada perkembangannya cepat dan juga ada pula yang lamban.
ISI ARTI
DAN KEPRIBADIAN PANCASILA
Inti mutlak pancasila yang merupakan landasan
pancasila, penjelasannya secara sederhana sudah di bicarakan yang sifatnya
abstrak umum universal. Dalam bagian ini akan dijabarkan khusus isi dan arti
dari kelima sila pancasila, atau disebut juga hakikat pancasila.
Arti dan Makna Sila Ketuhanan yang
Maha Esa
- Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima
(sebab pertama) yaitu Tuhan yang Maha Esa
- Menjamin penduduk untuk memeluk agama
masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
- Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
- Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan
beragama.
- Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini
toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing.
- Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya
agama dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.
Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab
- Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya
sebagai makhluk Tuhan
- Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala
bangsa.
- Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak
lemah.
Arti dan Makna Sila Persatuan
Indonesia
- Nasionalisme.
- Cinta bangsa dan tanah air.
- Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia.
- Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan,
keturunan dan perbedaan warna kulit.
- Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.
Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
- Hakikat sila ini adalah demokrasi.
- Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan
bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama.
- Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran
bersama.
Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia
- Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam
arti dinamis dan meningkat.
- Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan
bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing.
- Melindungi yang lemah agar kelompok warga
masyarakat dapat bekerja sesuai dengan bidangnya.
Sikap positif terhadap nilai-nilai
pancasila
Nilai-nilai Pancasila telah diyakini
kebenarannya oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu , mengamalkan Pancasila
merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia.
Sikap positif dalam mengamalkan
nilai-nilai pancasila.
- Menghormati anggota keluarga
- Menghormati orang yang lebih tua
- Membiasakan hidup hemat
- Tidak membeda-bedakan teman
- Membiasakan musyawarah untuk mufakat
- Menjalankan ibadah sesuai dengan agama
masing-masing
- Membantu orang lain yang kesusahan sesuai dengan
kemampuan sendiri
Di jaman yang serba modern saat ini,
banyak orang yang tidak lagi mengingat sila-sila dalam Pancasila. Sungguh
tragis memang, mengingat bagaimana sejarah Pancasila diciptakan dan bagaimana
perasaan para pahlawan pejuang kemerdekaan melihat hal ini akan sulit untuk
digambarkan kepedihannya. Mereka berjuang tak memikirkan nyawa supaya bangsa
kita dapat merdeka, bisa makan minum dan nongkrong sesuka hati. Namun justru
kita dengan santainya melupakan ajaran mereka yang juga merupakan warisan
satu-satunya.
Sungguh suatu hal yang patut
disyukuri bahwa bangsa Indonesia pada akhirnya bisa merdeka. Namun yang menjadi
sesuatu yang mengusik dan memprihatinkan adalah bahwa generasi muda saat ini
menjadi buta mata hatinya. Banyak diantara mereka yang meremehkan bahkan
cenderung melecehkan secara langsung atau tak langsung perjuangan para
pendahulu kita dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Padahal jika
para pahlawan kita tidak berjuang, mana mungkin kita bisa merdeka? Usaha nyata
harus ada seiring dengan do’a kepada Yang Maha Kuasa tentunya.
Hal ini tentu berkaitan dengan
Pancasila yang merupakan peninggalan para pejuang supaya kita dapat bersatu
padu dalam sebuah bangsa, menjadi penjamin bahwa Sumpah Pemuda bisa
dilaksanakan dengan baik. Hal ini dijelaskan dalam sila-sila Pancasila yang
memiliki isi dan makna sebagai berikut:
- Ketuhanan yang Maha Esa
Sebagai makhluk yang memiliki Tuhan,
apapun agama dan kepercayaan yang kita anut, seharusnya kita menjadi pribadi
yang lebih baik. Sungguh suatu ironi bahwa antar umat beragama terkadang
terjadi bentrokan, padahal di masa lalu kita sudah berkomitmen untuk saling
menghargai dan menghormati.
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
Manusia yang memiliki Tuhan,
tentunya harus adil dan beradab. Sungguh suatu hal yang aneh jika saat ini
tidak banyak orang yang menganggap manusia lain tidak lebih berharga daripada
dirinya. Pembunuhan terjadi di mana-mana, pertikaian karena masalah yang
sebenarnya tidak penting. Dimana keberadaban kita?
- Persatuan Indonesia
Orang yang beradab tentu saja harus
bersatu. Seharusnya orang yang beradab mengambil hikmah dari setiap perbedaan
yang ada, bukan menjadikan perbedaan itu sebagai sumber konflik.
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Jalan musyawarah dan kekeluargaan
seharusnya dikedepankan dalam penyelesaian suatu masalah. Namun yang ada saat
ini justru bertolak belakang. Masyarakat lebih menyukai menggunakan jalan
kekerasan daripada musyawarah dan melupakan nilai-nilai luhur kekeluargaan yang
telah ada selama ratusan tahun di Indonesia.
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Kesenjangan sosial dapat terjadi
jika kita hanya mementingkan kelompok dan golongan tertentu. Padahal sebagai
bangsa yang beradab, kita harus mengakomodasi kepentingan semua golongan untuk
mencapai kesejahteraan bersama.
Notonegoro dalam buku pancasila secara ilmiah
popular menjelaskan tentang hakikat secara metafisis yang dibedakan menjadi
tiga macam.
1.
Hakikat
abstrak merupakan kesatuan unsur unsur yang bersama
menjadikan halnya yang bersangkutan ada terdiri dari unsur jenis dan unsur
pembeda
2.
Hakikat
pribadi merupakan penjelmaan dari hakikat abstrak. Hakikat
pribadi terdiri atas unsur dasar jenis dan sifat khususyang terikat oleh ruang
dan waktu adanya hal sesuatu dalam kenyataan keadaan.
3.
Hakikat
konkrit merupakan penjelmaan dari hakikat abstrak dan
hakikat pribadi. Hakikat konkrit terdiri atas unsur dasar jenis dan sifat khusus serta sifat
kebetulan tergantung ruang waktu dan kenyataan keadaan.
Dengan adanya tiga macam hakikat tersebut berarti
ada tiga macam kepribadian, yaitu:
1.
Kepribadian kemanusiaan adalah
sifat yang menyertai hakikat abstrak umum universal yang dapat membedakan
manusia dengan mahluk lain.
2.
Kepribadian kebangsaan adalah
sifat yang menyertai hakikat pribadi. Yang merupakan hakikat kemanusiaan yang
terjelmah sebagai sifat khas kebangsaan, yaitu kesatuan sifat sifat tetap
terlekat pada kelompok manusia yang tidak berubah.
3.
Kepribadian perorangan adalah
sifat yang menyertai hakikat konkrit, dan merupakan kesatuan sifat hakikat
kemanusiaan dan sifat hakikat kebangsaan serta sifat yng terdapat pada
perorangan yang satu dengan yang lainnya berbeda.
0 Response to KONSEPSI DASAR FILSAFAT PANCASILA
Posting Komentar